Text
Pendidikan Islam di Pulau Lombok: kiprah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam perkembangan sistem pendidikan Islam di Nahdlatul Wathan
PERJALANAN sejarah Islam dan pendidikan di Pulau Lompok dianggap kontraproduktif sebab merupakan daerah bekas hunian para kolonial. Sebelum Nahdlatul Wathan didirikan, sistem pendidikan Islam yang berkembang adalah sistem pendidikan Islam tradisional yang diselenggarakan di santren (langgar) dan kerbung (pesantren) yakni tempat pengajian di kompleks rumah tuan guru atau melalui majelis pengajian yang kemudian dikenal sebagai pendidikan informal.
Berdirinya Madrasah Nahldatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) pada 1936 dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) pada 1943 dianggap sebagai lembaga pendidikan Islam yang membawa semangat pembaharuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan Islam di Pulau Lombok. Kondisi tersebut terlihat dari seperangkat sistem pendidikan yang diterapkan. Pendiri madrasah merupakan tokoh pendidikan Islam yang berafiliasi kepada semangat pembaharuan dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem pendidikan Islam di Pulau Lombok.
Kemajuan perguruan Nahdlatul Wathan ini sangat dipengaruhi oleh K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Setelah kepulangannya dari Makkah, ia mendirikan Pesantren Al-Muhajidin (1938 H) dan Perguruan Nahdlatul Wathan (1956 H). Tak hanya itu, beliau juga aktif mengajar dan berdakwah di Pulau Lombok.
233000247 | U 297.775985 MAS p | Perpustakaan Pusat UIN | Tersedia |
233000248 | U 297.775985 MAS p | Perpustakaan Pusat UIN | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain