Text
Doktrin-doktrin kosmologi Islam: Pokok-pokok filosofinya
Dua dekade yang lalu, kosmologi tradisionalseperti kosmologi Islam, Hindu, Buddha, Kabbala, dan Taoismediremehkan. Bahkan sempat dituduh sebagai takhayul. Sebaliknya, sains modern diagung-diagungkan melebihi batas kewajaran hingga dianggap sebagai sebuah disiplin keilmuan yang paling sempurna dan mampu menjelaskan segala yang ada di alam semesta. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak pihak menyadari bahwa sains modern yang mereka bangga-banggakan telah menimbulkan krisis akbar, seperti kerusakan alam, peluruhan yang sangat cepat terhadap struktur pemikiran modern yang monolotik dengan semua klaimnya terhadap eksklusivitas pun dilakukan.
Berbagai karya hasil kajian dan telaah ulang terhadap kosmologi-kosmologi tradisionaldari yang serius hingga yang menggembirakan berdasarkan pandangan tradisional pemikir-pemikir zaman tertentumembanjiri kepustakaan kita. Akan tetapi, meski demikian, dari berbagai karya yang ada, karya-karya yang memang memberi perhatian khusus pada pandangan umum dunia Islam mengenai kosmologi masih terbilang jarang. Karena itu, dengan merujuk pada tiga kosmolog Islam, yakni al-Shafa, al-Biruni dan Ibn Sina, Seyyed Hossein Nasr berusaha melengkapi minimnya kajian pandangan Islam mengenai kosmologi itu.
Buku ini mengajak kita menelusuri setiap bagian-bagian kehidupan yang ada di tatanan kosmis secara lebih filosofis menurut kosmologi Islam. Serta juga memberi kita dorongan spiritual untuk memperlakukan alam semesta secara lebih adil layaknya kita yang ingin diperlakukan adil. Nasr, dengan penuh semangat ingin menegaskan kembali bahwa di hadapan Sang Pencipta, semuanya sama sebagai ciptaan-Nya yang harus saling menjaga satu sama lain.
223000099 | U 181.07 NAS d | Perpustakaan Pusat UIN | Tersedia |
223000100 | U 181.07 NAS d | Perpustakaan Pusat UIN | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain