Text
Kopi, pagebluk, dan kota: menyulam wajah Kota Malang di era kolonial
Buku ini menggambarkan kisah Kota Malang di era Kolonial dimana itu dikaitkan dengan kondisi masyarakat pada saat itu, terutama di bidang pertanian yakni Kopi, Pagebluk, dan Kota Malang itu sendiri. Ada sisi kehidupan yang layak dikenang dan dieksplorasi untuk kemajuan peradaban dan kemanusiaan, sebagaimana kisah dalam buku ini.
Kolonialisme adalah hubungan antara penduduk yang mayoritas adat dengan minoritas penyerbu asing. Keputusan fundamental yang mempengaruhi kehidupan masyarakat terjajah yang dibuat dan dilaksanakan oleh penguasa kolonial demi kepentingan yang sering didefinisikan dalam sebuah metropolis yang jauh. Penjajahan adalah sistem di mana negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negara asal tersebut.
Kisah kolonial memang bisa menimbulkan kepiluan bagi masyarakat yang dijajah. Politik penjajah yang segresif dan eksploitatif sungguh menyengsarakan dan menyedihkan baik secara politik, ekonomi maupun budaya. Namun demikian, ada sisi kehidupan yang layak dikenang dan dieksplorasi untuk kemajuan peradaban dan kemanusiaan. Oleh karena itu, diperlukan kedewasaan serta imajinasi kreatif dalam menyelami masa lampau agar kisah kolonial bisa menjadi sumber "daya kreatif" sebagaimana dalam kisah ini.” — Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Wakil Kepala BPIP RI
“Perpaduan antara abu vulkanis Semeru dengan tanah kapur Jawa selatan itu menimbulkan cita rasa yang khas dari kopi Malang Tenggara.” — Reza Hudiyanto, Dosen limu Sejarah Universitas Negeri Malang.
233000051 | U 959.2821 ANG k | Perpustakaan Pusat UIN | Tersedia |
233000052 | U 959.2821 ANG k | Perpustakaan Pusat UIN | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain